Pages

Category

Wednesday, July 21, 2010

Sejenak bersama staf ICC

Kemarin sore, Selasa, 20 Juli 2010

Kami bertemu dengan staf pengajar ICC (Interface Computer College) Davao City.

Awalnya, saya dan Rani akan bertemu dengan mas Ivan (putra dari salah seorang home staff KJRI Davao) dan dosennya sekitar jam 1, setelah makan siang.

Ternyata kemudian kami dikabari bahwa dosen yang bersangkutan ada jadwal mengajar mendadak, sehingga jadwal pertemuan tersebut diundur menjadi jam 3.

Akhirnya kami berangkat dari HOI ke kampus tersebut jam 2.15, dengan menggunakan taxi, yang untungnya cukup terjangkau dan supirnya pun dapat dipercaya.

Kami pun sampai di kampus ICC jam 2.40.

Sesampainya di ICC, Ivan sudah menunggu kami di depan gedung kampus. Setelah bertanya kepada resepsionis ,kami segera naik ke lantai 3-ruang dosen.

Ruang Dosen ICC

Namun ternyata dosen yang ditunggu masih mengajar di lantai 2.

Kegiatan Kuliah Mahasiswa jurusan Comtech

Akhirnya, setelah selesai mengajar kami berkesempatan untuk bertemu dengan dosen mas Ivan. Beliau menawarkan hari Sabtu untuk mengadakan seminar tersebut, namun dengan sangat berat hati harus kami tolak karena untuk akhir minggu kami akan bertugas di Digos.

Alhasil, mereka masih menunda keputusan dan berjanji akan memberikan kepastian selanjutnya melalui mas Ivan.

Pertemuan itu demikian singkat, kami hanya membicarakan hal-hal yang cukup penting. Lugas dan tanpa basa basi. Mereka langsung menanyakan mengenai biaya instruktur, sarana dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk seminar tersebut. Kami berdiskusi hanya sekitar 15-20 menit.

Setelah itu pun, kami langsung pamit dan beranjak kembali ke HOI.

Perpustakaan

Kampus Interface Computer College Davao ini merupakan cabang dari kampus utama di Manila. Dari luar, kampus ini terbilang cukup sederhana.

Suasana di luar kelas. Mahasiswa bebas berdiskusi dengan dosen


Namun kampus ini cukup mengagumkan. Dosen-dosen di kampus ini masih terbilang cukup muda, sekitar 23-27. Umumnya pun sudah menyandang gelar Magister (S2).

Hal ini dikarenakan sistem pendidikan Filipina yang berbeda dengan Indonesia. Disini, pendidikan menengah hanya ditempuh dalam jangka waktu 4 tahun. Sementara di Indonesia 6 tahun (3 th SMP dan 3 th SMA). Setelah itu, mereka bisa langsung melanjutkan ke College,dengan jangka waktu 4 tahun. Kemudian melanjutkan ke S2 dalam jangka waktu 2-3 tahun. Sehingga,menyandang gelar S2 dalam usia muda (23-24 tahun) merupakan hal yang lumrah.

Dan pada tahap itu mereka sudah mampu berbahasa Inggris dengan sangat fasih, baik lisan maupun tulisan. Dengan tetap menggunakan bahasa Tagalog (bahasa nasional) dan Visaya (bahasa lokal Mindanao). Yang artinya, mereka lebih siap dan mampu bersaing secara internasional. Bagaimana dengan kita???

No comments:

Post a Comment